Pemkab Manggarai

Wabup Heri Buka Kegiatan Monev Keamanan Pangan

Kominfo Manggarai – Wakil Bupati (Wabup) Manggarai, Heribertus Ngabut, SH membuka kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Program Nasional Keamanan Pangan yang diselenggarakan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kupang, NTT. Kegiatan ini berlangsung di aula Evata, Ruteng, Kamis (08/12).

Wabup Hery dalam sambutannya mengungkapkan, rata-rata usia harapan hidup orang Manggarai saat ini hanya 65 tahun. Sementara sebelumnya terbaca mencapai 70 tahun. Rata-rata usia harapan hidup ini terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. “Memang ada juga saat ini yang sampai berusia 80 atau 90 tahun baru meninggal, tapi rata-ratanya 65 tahun ” ungkapnya.

Menurut Wabup Heri, penurunan usia harapan hidup itu bisa saja terjadi akibat mengkonsumsi pangan yang kurang aman. Salah satunya, jajanan anak-anak yang banyak beredar di pasaran dan belum diketahui pasti keamanannya. “Coba lihat anak-anak kita, pergi belanja di kios makan segala macam itu. Mana orang tua tau atau mau kawal anak-anak kita, seberapa hebat bahaya dari mengkonsumsi itu tanpa pengawalan,” ujarnya.

Dia mengatakan, penjualan berbagai jenis makanan dan minuman termasuk ikan dan sayuran di pasar, berdampak positif bagi perekonomian. Namun bahan makanan dan minuman itu harus memberi jaminan rasa aman bagi kesehatan masyarakat. “Kita sebagai pemerintah atau negara berkewajiban melindungi masyarakat termasuk dari bahan makanan dan minuman yang tidak aman,” tegasnya.

Lebih lanjut Wabup Heri mengajak semua pihak untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dalam menciptakan pangan yang aman bagi masyarakat. Khusus kepada pihak penyelenggara pendidikan di Manggarai agar bersama-sama melakukan pengawasan terhadap penjualan makanan dan minuman di lingkungan sekolah.

Sementara Kepala BPOM Kupang, Tamran Ismail dalam sambutannya mengatakan, kegiatan monev ini menjadi akhir dari rangkaian kegiatan intervensi program Gerakan Masyarakat Sadar Aman Pangan (Germas Sapa) berbasis komunitas di kabupaten Manggarai. “Kegiatan ini benar-benar dilaksanakan oleh komunitas, baik komunitas desa, pasar maupun komunitas sekolah,” katanya.

Dijelaskan, kegiatan ini bertujuan meminimalisir peredaran produk obat dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan. Kecuali itu juga sebagai upaya mengurangi kasus stunting di NTT.

Menurut dia, program ini telah berlangsung sejak tahun 2014. Namun di kabupaten Manggarai baru dilaksankan tahun 2022 dan mencakup dua desa yakni desa Bulan, Kecamatan Ruteng dan desa Iteng, Kecamatan Satar Mese. Sementara desa-desa lainnya bisa diintervensi oleh pemerintah daerah melalui replikasi kegiatan. ” Harapannya nanti ini bisa masuk di APBDes di setiap desa, ” jelas Ismail.

Ismail menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Manggarai atas realisasi tertinggi DAK Non Fisik Pengawasan Obat dan Makanan di NTT tahun 2022. Pencapaian ini menjadi dasar pengalokasian DAK yang sama tahun 2024 mendatang. Ke depan, pemanfaatan DAK ini difokuskan untuk pendampingan UMKM. “Nanti ada banyak pelatihan untuk UMKM khusunya UMKM pangan termasuk juga UMKM obat tradisional, ” tutupnya.

Hadir dalam acara pembukaan kegiatan ini, sejumlah Kepala OPD lingkup Pemkab Manggarai, beberapa Kepala Desa dan Camat, Tim dan Kader Keamanan Pangan Desa, Sekolah dan Puskesmas, Petugas Pengelola Pasar serta sejumlah Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA.

Pada kegiatan ini juga diserahkan sertifikat desa pangan aman, pasar pangan aman berbasis komunitas serta sekolah dengan PJAS aman di kabupaten Manggarai. *** Yoga

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *