RUTENG – SMPK St. Klaus Kuwu gagal menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2017. Pasalnya, koneksi jaringan internet untuk mendukung pelaksanaan UNBK belum terpasang di sekolah tersebut.
Kepala SMP St. Klaus Kuwu, Marius Karang, kepada media ini, Rabu (03/05) mengatakan, sejatinya pada Ujian Nasional tahun ini, sekolahnya siap menerapkan UNBK. Fasilitas pendukung seperti computer dan server sejak lama disiapkan untuk menyambut UNBK tersebut.
Dia menyebut, computer yang tersedia saat ini berjumlah 60 unit. Sementara server sebanyak satu unit. Kecuali itu, pihak Yayasan telah menyediakan Genset yang bisa dimanfaatkan untuk mengantisipasi pemadaman listrik dari PLN. Selama ini para siswa juga rutin melakukan latihan UNBK meski secara off line.
Menurut Karang, kendala utama yang dihadapi SMPK St Klaus untuk menerapkan UNBK yakni belum adanya sambungan jaringan internet. Pihaknya juga masih membutuhkan tambahan server 1 unit untuk bisa terkoneksi dengan computer dan laptop yang ada saat ini.
Karang lebih lanjut menjelaskan, akibat ketiadaan jaringan internet, pihaknya hanya bisa menggelar Ujian Nasional Kertas Pensil (UN KP) pada UN 2017 yang tengah berlangsung saat ini. UN kali ini diikuti 97 orang peserta.
Karang berharap ke depan, Pemkab Manggarai melalui Dinas Pendidikan memfasilitasi penyediaan jaringan internet. Dengan demikian, pada UN 2018 mendatang, SMP St. Klaus bisa menerapkan UNBK.
Menanggapi masalah itu, Kabid Pendidikan SMP Dinas Pendidikan kabupaten Manggarai, Frans Gero mengatakan, pihaknya akan memanggil Kepala SMP St. Klaus agar mengajukan permohonan sambungan jaringan internet kepada Telkom. Pihaknya juga akan menjalin komunikasi dengan Telkom agar memperluas jaringan Wifi untuk mendukung pelaksanaan UNBK bagi seluruh sekolah penyelenggara UN di Manggarai.
Menurut Gero, pada UN tahun ini hanya dua sekolah yang menyelenggarakan UNBK yakni SMP N I dan SMPN II Langke Rembong. Kendala utamanya karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukung UNBK seperti computer, server dan jaringan internet.
Gero mengaku, sebelumnya Dinas Pendidikan Manggarai telah mengajukan anggaran pengadaan fasilitas tersebut untuk empat sekolah penyelenggara pada sidang DPRD Manggarai. Namun sayangnya, yang diakomodir hanya untuk dua sekolah dengan jumlah computer sebanyak 80 unit.
Gero menegaskan, ke depan semua sekolah di Manggarai menerapkan UNBK. Pihaknya secara bertahap akan mengusahakan pengadaan fasilitas untuk mendukung penerapan UNBK tersebut.
Sementara Wakil Ketua Komisi A DPRD Manggarai, Rikar Madu mengatakan,pihaknya akan berkordinasi dengan Pemkab Manggarai dan Telkom untuk menambah menara telekomunikasi agar menjangkau wilayah yang masih kesulitan mengakses jaringan internet. Dengan demikian semua sekolah bisa menerapkan UNBK.
Menurut dia, kebutuhan akan sarana komunikasi termasuk jaringan internet menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat utamanya lembaga pendidikan. Karena itu, dia berjanji akan mendesak eksekutif agar rencana pembangunan menara telekomunikasi bisa terealisasi tahun 2018.
Pantauan media ini, Rabu (03/05) Kabid Pendidikan SMP Dinas PPO Manggarai, Frans Gero bersama Wakil Ketua Komisi A DPRD Manggarai, Rikar Madu serta tim monitoring dari Dinas Pendidikan Propinsi NTT meninjau pelaksanaan UN 2017 pada sejumlah sekolah di kecamatan Ruteng. Ikut para awak media radio, televisi, cetak dan online yang berkarya di Manggarai. ***(YOGA)
PANTAU UN : Kabid Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai, Frans Gero (tengah, membelakangi kamera) bersama tim monitoring Dinas Pendidikan Propinsi NTT serta Waket Komisi A DPRD Manggarai, Rikard Madu didampingi Kepala SMPK St. Klaus-Kuwu tengah memantau pelaksanaan UN 2017 di SMPK St. Klaus Kuwu. Foto : Yoga