Pemkab Manggarai

Stunting di Manggarai Turun 3,9 Persen

Kominfo Manggarai – Selama 6 bulan terakhir Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai berhasil menurunkan angka stunting hingga 3,9 persen. Penurunan ini berkat adanya konvergensi upaya spesifik Dinas Kesehatan dan intervensi sensitif dari   pihak terkait di Manggarai.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, dr. Bertolomeus Hermopan kepada Kominfo Manggarai di ruang kerjanya belum lama ini.

Hermopan menyebut, hingga kini balita yang mengalami stunting di kabupaten Manggarai berjumlah 4.313 orang atau 16,2 persen. Balita stunting ini tersebar pada 12 kecamatan di kabupaten Manggarai. ” Paling banyak di kecamatan Ruteng sebanyak 999 balita. Sedangkan terendah di kecamatan Reok yaitu 117 balita, ” sebut Hermopan.

Hermopan menjelaskan, pada pengukuran bulan Februari 2022, jumlah balita stunting di Manggarai sebanyak 5.320 orang atau 20,1 persen. Sementara pada pengukuran bulan Agustus 2022 berkurang menjadi 4.313 balita atau menurun sebesar 3,9 persen.

Menurut dia, penurunan angka stunting ini terjadi berkat adanya intervensi spesifik yang dilakukan Dinkes Manggarai. “Intervensi ini misalnya pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita, asi ekslusif pada bayi, pemberian tablet tambah darah dan vitamin, ” jelas Hermopan.

Selain itu kata Hermopan, juga karena intervensi sensitif dari berbagai lembaga di daerah. ” Sensitif itu ibarat kita menjaga rumah besarnya. Misalnya dari Dinas PUPR ketersediaan air bersih, pemberian bantuan ternak sebagai sumber protein hewani dari Dinas Peternakan atau promosi makanan bergizi, menjaga jarak kelahiran dan sebagainya. Itu semua besar pengaruhnya terhadap penurunan stunting, ” terangnya.

Hermopan menargetkan, tahun ini stunting di kabupaten Manggarai menurun hingga 10 persen. Setiap 6 bulan akan dilakukan pengukuran untuk mengetahui perkembangan stunting dari semua wilayah di Manggarai. 

Dinkes Manggarai kata Hermopan akan terus melakukan upaya preventif dengan memberikan berbagai pelayanan spesifik untuk penurunan stunting. “Kami juga akan tetap memberikan sosialisasi dan edukasi tentang makanan bergizi dan gizi seimbang. Kemudian kosnseling tentang inisiasi asi ekslusif dan sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan lingkungan misalnya dengan STBM GESI sekarang ini,” kata Hermopan.

Dia menegaskan, stunting menjadi masalah bersama yang harus diselesaikan melalui kerja sama lintas sektor. Konvergensi upaya spesifik dan sensitif harus terus dilakukan untuk menurunkan stunting tersebut. “Kita boleh saja memberikan makanan tambahan misalnya, tapi kalau airnya tidak bersih kan sama saja dia bisa mencret lagi. Atau kita bisa saja memberikan konseling atau informasi, tapi kalau sumber makanannya tidak ada, kan percuma juga,” tegasnya.

Hermopan juga berharap dukungan masyarakat untuk bersama pemerintah menurunkan stunting di daerah ini dengan memperhatikan gizi ibu dan anak.  “Kunci penurunan stunting itukan harus semakin banyak anak yang lahir normal alias tidak stunting. Maka intervensinya harus pada ibunya juga atau sejak bayi dalam kandungan. Maka, sayang istri dan sayang anak dengan terus memberikan makanan bergizi” tutupnya. *** (YOGA)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *