Pemkab Manggarai

Romo Manfred : Logo HUT RI Ke 72 Syarat Makna

Ruteng – Simbol atau logo kemerdekaan Indonesia kali ini memiliki syarat makna,makna akan kemajuan untuk melesat lebih jauh ke depan menembus segala tantangan dan badai dalam mencapai bangsa yang adil,makmur dan sejahtera.

Demikian Romo Manfred Habur,pr mengawali Khotbah pada Misa perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 72 bertempat di Gereja Katedral,Kamis (10/8/2017).

Misa HUT Kemerdekaan RI ini dipimpin oleh Vikjen Keuskupa Ruteng Romo Beni Bensi,pr dihadiri Wakil Bupati Manggarai Drs.Victor Madur bersama Ibu,Kapolres Manggarai AKBP Drs.Marselis Sarimin Kerong,MPD bersama Ibu,Staf Ahli Bupati,unsur Forkopimda,Pimpinan OPD,ASN,Imam Konselebran diantaranya Romo Alfons Segar,pr,Romo Ompy Latu,pr serta ribuan siswa-siswi tingkat SD hingga SLTA se kecamatan Langke Rembong.

‘’Di Logo ini ada angka 72,di bawahnya tertulis Indonesia kerja bersama. Coba lihat angka 7,di bentuk seperti anak panah,ini menunjukan bangsa kita akan melesat jauh ke depan mencapai kemajuan,Begitu pula dengan nomor 2,selain simbol bendera Negara kita,juga simbol kerja bersama,’’Kata Romo Manfred.

Negara kita kata Romo Manfred bertekad mencapai keadilan dan kesejahteraan dengan kerja.Tidak hanya kerja tapi harus ada kebersamaan ’’ Itu sebenarnya sudah ada dalam tradisi kita gotong royong,juga dalam semangat baru saat ini yaitu Multikulturalisme,ini kita usung untuk identitas bangsa kita,’’ Terang Romo Manfred.

‘’Kita usung kita Indonesia,kita Pancasila,tanpa memandang suku,agama,ras dan golongan,kita mau bangun Negara ini ,’’ Tambahnya.

Dalam Injil yang disampaikan lanjut Romo Manfred Orang-orang Farisi ingin mencobai Yesus.Dalam pikiran Orang Farisi Ke Mesiasan Yesus merupakan suatu perlawanan dengan pemerintahan mereka,karena itu mereka ingin mencobai Yesus,bisa tidak membayar pajak kepada Kaisar.

Jawaban Yesus sangat tegas,berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada ALLAH apa yang wajib kamu berikan kepada ALLAH.Dengan jawaban ini,Yesus mau tekankan bahwa kerajaan yang di bawahnya bukan kerajaan di samping kerajaan-kerajaan lain,seolah-olah Dia datang dan berlawanan untuk menghilangkan kerajaan dunia.

Iman dan pewartaan yang di bawah Yesus,bukan berupaya menarik orang hidup di awan-awan atau menara gading tetapi membawa cahaya iman dalam keseharian,sehingga iman dapat mencair dalam kerja dan pelayanan kepemimpinan,kebersamaan baik dalam hidup berkeluarga,bermasyarakat dan beragama.

Romo Manfred mengatakan harmoni antara Ilahi dan Insani,antara iman dan hidup keseharian harus menjiwai kehidupan masyarakat hingga tercapai kehidupan masyarakat yang adil,makmur dan sejahtera.Sementara Iman lanjut Romo Manfred harus menjiwai dan mencahayai jiwa para pemimpin.

Para pemimpin di panggil untuk menyadari bahwa pemimpin dikehendaki ALLAH untuk memimpin,dan dalam rencana ALLAH para pemimpin diutus untuk memberi teladan,mengajar,menuntun,memelihara serta menopang.

Menurut Romo Manfred Iman yang sebetulnya menjadi daging,berkaitan dengan kepemimpinan dan pelayanan juga ada dalam kebajikan tradisi orang Manggarai ,’’ Ada 5T kepemimpinan menurut orang Manggarai,Yaitu Toing,Toming,Titong,Tatong dan Tinu,’’ papar Romo Manfred

Toing artinya pemimpin memiliki Visi-Misi dan rencana kerja,sementara toming artinya pemimpin harus memberi contoh agar semua pekerjaan dapat di laksanakan,setelah itu Titong artinya pemimpin bisa mendidik,menuntun serta memotifasi terus menerus,kemudian Tatong artinya pemimpin bisa menuntun masyarakat yang tidak berdaya untuk terus bersemangat,serta Tinu dimana pemimpin harus bisa memelihara masyarakat yang tidak berdaya.

Perayaan Misa : ASN bersama para pelajar sedang mengikuti Misa Kemerdekaan HUT RI Ke 72 di Gereja Katedral Ruteng.  Foto : Aris

Kemerdekaan kata Romo Manfred harus nyata dalam berpikir,bersikap,dan bertindak.Kemerdekaan harus kreatif dan tidak melihat sebuah tantangan sebagai sebuah cara menghentikan perjalanan.

’’ Banyak diantara kita tidak mensyukuri kehidupan,selalu berpikir Negatif,begitu ada Program Pemerintah selalu pesimis,masalahnya begini,masalahnya begitu,toe di weris nggurus,masalahne ata tako,toe di weris nggurus mangas ata tako ga,’’Disambut tawa Umat yang hadir.

‘’Kadang Kita memiliki mimpi besar,tapi tidak ada kemerdekaan untuk bertindak dan kemauan untuk melaksanakan,’’ Ungkap Romo Manfred.

Romo Manfred menuturkan Kemerdekaan cara berpikir,bersikap dan bertindak itulah kemerdekaan iman,kemerdekaan anak ALLAH itulah yang menunjang untuk mencapai kemandirian.

Diakhir Khotbanya,Dia mengajak agar semua komponen tidak hanya memaknai HUT RI sebagai ritus belaka,tetapi momen untuk berubah dan mau maju dalam semangat kemerdekaan dan dalam kesadaran bahwa kita di panggil Tuhan sebagai orang Indonesia di Manggarai untuk membangun potensi daerah mencapai kesejahteraan bersama.

***(aris marsal )

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *