Ruteng – Kelompok Petani yang tergabung dalam pola Pertanian Sistem manajemen Pertanian Terintegrasi (Simantri ) IX yang berada di Desa Poco Likang,Kecamatan Ruteng,mendapat kehormatan dikunjungi rombongan Tim Pembangunan Daerah Tertentu(PDT),Kementerian Desa dan Transmigrasi,Kamis (22/3/2018).
Dalam kunjungan tersebut,rombongan terdiri dari Direktur Rawan Pangan,Putu Adi Sasono,Asman selaku Direktur Rawan Bencana,sejumlah staf di Kementerian,didampingi Asisten Bidang Pembangunan dan Kesra Frans kakang,Staf Ahli Bupati Ganggut Agustinus,Kepala Dinas Lingkungan Hidup Marsel Gambang,Camat Ruteng Adrianus Kejuru,Kades Poco Likang Alvons Sudin serta sejumlah Staf dari OPD Lingkup Pemkab Manggarai.
Kabag Humas dan Protokol Edi jarut yang juga ikut dalam rombongan menerangkan,kegiatan kunjungan yang sedianya dimulai jam 8.00 wita diundur,dikarenakan rombongan dari Kementerian dan Pejabat dari Pemda harus mengikuti kegiatan event 1000 cangkir kopi yang diadakan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),di lapangan Motang Rua Ruteng.
Setelah mengikuti kegiatan di Lapangan Motang Rua Ruteng,rombongan kemudian bergerak menuju lokasi dengan jarak tempuh 15 menit arah barat kota Ruteng.
Tiba di lokasi,rombongan yang berjumlah 30 orang disambut warga dengan nyanyian mars Simantri serta sajian pangan lokal seperti ubi dan pisang.
Dalam sambutannya Direktur Rawan Bencana pada Kementerian Desa dan Transmigrasi,Asman mewakili rombongan yang hadir mengatakan Kabupaten Manggarai merupakan salah satu dari 122 kabupaten daerah tertinggal.
Kehadiran rombongan di Manggarai kata Asman untuk melakukan pengembangan kepada kelompok-kelompok petani,khususnya yang tergabung dalam pola Simantri.
Asman mengatakan selain berkunjung ke kelompok petani Simantri di Desa Poco Likang,rombongan lainnya juga mengunjungi kelompok Simantri di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae R’ii dan juga Pulau Mules di Satar Mese Barat.
Dalam sesi dialog dengan para petani Tim dari Kementerian banyak menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan persoalan para petani,seperti pasca panen,pendropingan bibit,pupuk,berapa lama panen petani dalam setahun dan juga pemasaran ‘’Yang Kami dengar disini Simantrinya maju,apa benar seperti itu,Saya tidak tanya sekertarisnya,Saya tidak tanya pengurusnya,yang kami tanya itu anggotanya,’’Ujar Asman.
Asman menambahkan persoalan-persoalan yang dihadapi petani kedepan agar dicarikan solusi oleh pemerintah Kabupaten dan Pemerintah pusat ‘’Biar Kami datang kesini tidak sia-sia,kita cari tahu persoalan yang dihadapi petani,’’Kata Asman.
Direktur Rawan Pangan Putu Adisasono dan Direktur Rawan Bencana Asman,foto bersama Petani Simantri IX,Desa Poco Likang,Kecamatan Ruteng. Foto : Aris
Salah seorang anggota Simantri IX Siprianus Jemarut menuturkan persoalan awal yang dihadapi petani terkait pengolahan lahan dalam hal ini peralatan untuk mengolah tanah ‘’Kita semua tahu setiap hari rutinitas petani ada pada kebun,tapi tenaga kerja selalu langkah,ini salah satu faktor terkait pengolahan lahan,’’Jelasnya.
Sementara terkait benih lanjut Siprianus,benih-benih yang dibudidayakan petani berteknologi tinggi dalam arti benih hibrida ‘’Tidak masalah bagi petani,karena petani bersama petugas lapangan selalu berkonsultasi berkaitan dengan karateristik lahan yang harus sesuai benih yang didrop atau bantuan pemerintah,’’Ungkapnya.
Siprianus menjelaskan kelompok Simantri belum bisa memproduksi pupuk organik,dikarenakan masih berada ditempat penampungan dan masih mentah ‘’Pertengahan 2018 ini,Kami punya rencana untuk mengolah pupuk bogasi karena peralatan sudah lengkap,’’Katanya.
Untuk itu Siprianus meminta pihak Kementerian agar memberikan pelatihan atau magang bagi para petani ‘’Kalau bisa pelatihannya dibiayai Negara,’’Pinta Siprianus.
Mengenai hasil Hortikultura seperti tomat,wortel,boncis,kol,dan lain-lain,kata Siprianus, sangat bagus hanya kembali ke persoalan cuaca yang lebih banyak hujan,dibanding musim kemarau ‘’Pada musim hujan rentan sekali dengan penyakit,sementara musim kemarau rentan dengan hama,’’Jelasnya.
Siprianus menambahkan,selain hal-hal diatas,yang masih menjadi kendala para petani soal pemasaran.Dijelaskannya,pola tanam para petani yang serempak sehingga hasilnya juga banyak,namun hasil-hasil petani lama disimpan dan akibatkan pembusukan.
Untuk itu Siprianus kembali meminta agar pihak Kementerian memberikan bantuan mobil Pendingin (Frizzer),khusus untuk menampung hasil-hasil para petani ‘’Kalau ada mobil pendingin,hasil pertanian atau komodoti petani dibawah dan dipasarkan jauh,akan aman dan tidak membusuk,’’Ujarnya.
Para Petani Simantri IX berada di depan Green House Tanaman Hortikultura bersama Tim Rombongan PDT,Kementerian Desa dan Transmigrasi. Foto : Aris
Direktur rawan bencana,Asman juga menyerahkan Plakat kepada Kades Poco Likang Alvons Sudin dan bersama rombongan berkeliling untuk melihat lahan-lahan pertanian diantaranya lahan tomat,buncis,wortel,kol,cabai,terong dan lahan-lahan holtikultura lainnya. **arismarsal