Kominfo– Keuskupan Ruteng mengelar pertemuan dengan pemerintah kabupaten Manggarai untuk membahas persiapan Festival Golo Curu yang akan berlangsung pada bulan Oktober tahun 2023. Pertemuan berlangsung di rumah jabatan Bupati Manggarai, Rabu (26/4/2023) sore.
Dalam rapat ini hadir Sekretaris Daerah Jahang Fansi Aldus, Direktur Puspas Romo Martin Chen, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Pimpinan perangkat daerah, perwakilan Polres Manggarai, para Imam, tokoh agama, tokoh masyarakat, panitia festival serta para donatur.
Bupati Manggarai Herybertus Nabit mengatakan, festival Golo Curu merupakan mimpi dan cita-cita dari pemerintah kabupaten Manggarai melalui apa yang disebut wisata budaya dan religi.
Untuk itu Bupati Hery menyampaikan apresiasi yang tinggi untuk pihak Keuskupan dan jajaran Keuskupan Ruteng yang menangkap ini dengan baik dan kemudian membuka diri, sehingga pemerintah kabupaten Manggarai boleh ikut serta mensuport dan menyukseskan festival Golo Curu ‘’kita boleh bergembira, Ruteng memang harus memiliki festival ini. Saya kira Golo Curu bukan hanya sekedar sebuah bukit, tapi kesaksian-kesaksian iman, meski tidak banyak, tapi kita dengar dari beberapa orang dengan berdoa di sana, ada begitu banyak orang yang dikuatkan,’’ungkapnya.
Bupati Hery menuturkan, dalam rencana dan rancangan festival Golo Curu tahun 2023, pemerintah daerah berpikir aspek kerohanian patut untuk ditonjolkan. Meskipun aspek-aspek lain kata Bupati harus tetap dilibatkan ‘’kalau bicara kepentingan pariwisata terutama wisata religi, tidak terlepas dari manfaat ekonomi. Daya tarik wisata religi memang kecil atau sedikit orangnya tapi daya belinya besar. Dan saya kira kita sedang berusaha, di samping sisi rohaninya, tapi di sisi lain suporting sistemnya, kita berharap festival ini bisa mendapatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat Manggarai dan khususnya kota Ruteng serta masyarakat sekitar Golo Curu,’’ujarnya.
Bupati Hery pada kesempatan tersebut juga meminta dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan situasi yang kondusif, aman dan tenang terkait pelaksanaan Asean Summit yang berlangsung di Labuan Bajo Manggarai Barat beberapa pekan ke depan ‘’kalau Ruteng tidak nyaman, itu juga akan berpengaruh terhadap situasi di Labuan Bajo. Kita tidak bisa melepas Labuan Bajo urus sendiri,minimal kita di Ruteng menciptakan situasi yang kondusif, sehingga pertemuan yang bersifat Internasional itu bisa terlaksana dengan baik,’’ungkapnya.
‘’lancar dan amannya kegiatan-kegiatan Internasioal di Labuan Bajo, akan sangat berpengaruh dan memberikan manfaat bagi kita di Manggarai. begitu pula dalam hal pariwisata tentu akan memberikan manfaat bagi kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat,’’pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Uskup Ruteng Mgr.Siprianus Hormat,pr mengatakan, dalam sidang Pastoral sudah disepakati perlunya penyelenggaraan festival Golo Curu ‘’kendati demikian kita tetap butuh perencanaan yang lebih detail dalam pelaksanaanya,’’kata Uskup Siprianus.
Uskup Siprianus menuturkanpada tahun ini keuskupan Ruteng mengusung tema Pastoral Ekonomi Berkelanjutan dengan motto ‘’SAE’’ (Sejahtera, Adil dan Ekonimis).
Dengan tema ini kata Uskup, bermaksud menghadirkan kerajaan ALLAH di tengah dunia, mewujudkan kehadiran kegembalaan Tuhan yang komplit dalam kehidupan sehari-hari.
Uskup Siprianus berharap, agar festival Golo Curu tahun ini bisa mendorong gerakan rohani, sekaligus gerakan ekonomi SAE kita ‘’kami berharap agar seluruh gereja dan pemerintah kabupaten Manggarai perlu membentuk panitia bersama, sehingga kita bisa bergandengan tangan untuk menyukseskan festival ini,”katanya.
Uskup juga mengajak seluruh panitia untuk betul-betul mengemas acara festival Golo Curu yang berciri reflektif , berciri perayaan dan terutama gerakan ekonomi SAE. (ars)