Pemkab Manggarai

Inembele, Pesona Wisata Yang Terabaikan

UTUH: Kondisi hutan Inembele di Iteng, Kecamatan Satar Mese tampak masih utuh. Foto: Yoga

RUTENG – Hutan Inembele di Iteng, Kecamatan Satar Mese menyimpan pesona wisata yang unik. Sayangnya potensi pariwisata itu terkesan tak terurus atau terabaikan.Pada hal, Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai telah menetapkan Inembele sebagai salah satu tempat wisata andalan di Kabupaten Manggarai.

Hasil penelusuran media ini, Selasa (22/11), hutan Inembele terletak kurang lebih 1 km sebelah selatan Kantor Camat Satar Mese. Akses ke tempat wisata ini sangat mudah. Pintu masuk kawasan hutan Inembele berhadapan langsung dengan pasar Iteng.

Di sebelah kiri pintu masuk terdapat sebuah bangunan gedung berukuran 4 meter X 5 meter. Bangunan ini ternyata merupakan Pos Jaga yang dibangun pemerintah beberapa tahun lalu. Namun kondisi bangunan sangat memprihatinkan. Tampak beberapa bagian bangunan sudah rusak parah. Sampah-sampah terutama dedaunan pun dibiarkan berserakan.Sementara di beberapa titik ditemukan papan panflet Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai. Tulisan di papan-papan tersebut berisi larangan merusak hutan beserta seluruh makhluk yang ada di kawasan hutan Inembele.

Media ini mencoba masuk menelusuri hutan Inembele. Kurang lebih satu jam lamanya hingga ke luar dari hutan dan sampai di pesisir pantai. Sejak dari pintu masuk hingga keluar di pinggir laut sebelah selatan hutan sudah dibangun rabat. Jalan stapak ini memudahkan pengunjung untuk menyusuri hutan tersebut.

Kondisi hutan dalam kawasan ini terbilang masih utuh. Namun sejumlah satwa yang konon hidup di hutan tersebut tak satu pun tampak saat itu. Ratusan ekor monyet dan ribuan burung kalong yang dikabarkan menghuni hutan Inembele tak satupun dijumpai media ini.

Penjaga Wisata Inembele, Elisabet Sriana kepada media ini mengungkapkan, saat ini masih terdapat ratusan ekor monyet yang hidup di hutan Inembele. Binatang tersebut biasanya ditemukan pagi dan sore hari hingga ke sekitar area pintu masuk. Sementara pada siang hari monyet-monyet ini keluar  dari kawasan hutan untuk mencari makanan.Karenanya tak sedikit yang dibunuh warga karena merusak tanaman.

Sementara burung kalong yang juga menjadi daya tarik wisata Inembele kata Sriana, saat ini populasinya mulai menurun. Tidak adanya pengawasan yang ketat dari pemerintah membuat masyarakat dengan leluasa memburu satwa tersebut.

Sriana mengaku, beberapa tahun lalu jumlah burung kalong yang hidup di hutan Inembele mencapai ribuan ekor. Satwa ini biasanya muncul sejak bulan Desember hingga April setiap tahunnya. Beberapa tahun terakhir jumlahnya menurun karena diburu oknum-oknum tak bertanggung jawab. Para pemburu bukan saja warga sekitar tetapi justru kebanyakan datang dari Ruteng.

Sriana mengaku, dia dan suaminya hanya ditunjuk oleh Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai untuk menjaga tempat wisata Inembele. Bahkan hingga kini dirinya dan suaminya tidak pernah menerima honor untuk tugas tersebut. Dengan demikian mereka tidak bisa melaksanakan pengawasan yang maksimal untuk menjaga kawasan wisata Inembele.

Menurut Sriana hutan wisata Inembele sejatinya bisa menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Manggarai jika ditata dan di kelola secara baik oleh pemerintah.Sejumlah fasilitas mesti disediakan untuk menunjang daya tarik wisata. Kecuali itu promosi harus dilakukan untuk peningkatan arus kunjungan wisata ke Inembele. ***(Yoga)

DITETAPKAN JADI OBYEK WISATA : Iembele telah ditetapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai sebagai salah satu obyek wisata andalan di kabupaten Manggarai. Foto : Yoga

RUSAK PARAH : Kondisi beberapa bagian Pos Jaga Wisata Inembele rusak parah. Foto : Yoga

Share this post

One Response

  1. Aduh kasian banget ya padahal daya tariknyaa bagus
    Saya atas nama, Risensius Nobal
    Siswa di smip, inginsekali ingin membangkit lagi objek wisata Inembele

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *