Pemkab Manggarai

Gubernur Victor B. Laiskodat ; Modal Terbesar Membangun NTT Ada Pada Birokrasi

Ruteng – Sejak dilantik menjadi Gubernur NTT beberapa waktu lalu,Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat SH.,M.Kn untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Kabupaten Manggarai.

kedatangan orang nomor satu di NTT tersebut didampingi Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) NTT Brigjen Pol.Drs.Johni Asadoma,M.Hum dan Ibu,serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi NTT Drs.Marius Jelamu,M.Si.

Setelah menempuh perjalanan hampir empat jam dari Labuan Bajo,Gubernur dan rombongan tiba di Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai,Rabu (9/1/2019) sekitar pukul 14.00 Wita.

Gubernur dan rombongan langsung diterima ritus adat Tuak curu oleh tua adat kampung Ruteng Maksimus Antar didepan pintu masuk kantor Bupati Manggarai,disaksikan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai,Dandim 1612,Kapolres Manggarai,Wakil ketua DPRD Manggarai,Pimpinan OPD,Staf Ahli Bupati,dan Asisten Setda.

Selanjutnya rombongan bergegas menuju ruang VIP Aula Nucalale untuk mengikuti ritus adat Manuk Kapu dan pengenaan selendang,topi serta songke Manggarai.

Saat bertatap muka dengan Bupati,Wakil Bupati,Unsur Forkopimda,pimpinan OPD,Staf Ahli dan Asisten Setda serta tamu undangan lainnya,Gubernur Victor Laiskodat dalam sambutannya menekankan modal terbesar membangun NTT ada pada birokrasi.

Mengutip kata -kata Max Weber ujar Gubernur Victor Laiskodat Struktur yang begitu kaku karena Legal dan Rasional.Legal berarti semuanya sudah diatur,sementara Rasional dapat dipahami dan memahami sebab akibatnya.Karena itu Max Weber menyarankan struktur birokrat itu penting dan efektif melayani publik tetapi tergantung kepemimpinannya.

Kalau pemimpinnya sangat kaku sesuai bentuknya maka itu kelemahan.Bentuk birokrasi yang kaku bukan saja bentuk dan norma-normanya tetapi sumber daya juga kaku “Kalau bicara jalan,jembatan,listrik tidak membuat Saya khawatir,tetapi bicara sumber daya itu yang buat Saya khawatir,”Katanya.

Gubernur Victor Laiskodat mengingatkan,dalam membangun NTT mulai dari Propinsi hingga kabupaten agar seluruh elemen bekerja sama dan bersinergi “Saya selalu mendorong agar hubungan-hubungan yang kaku dalam pemerintahan bisa Kita cairkan,”Ujarnya.

Gubernur Victor Laiskodat mengatakan pendekatan struktural bisa dilakukan pada saat mengambil kebijakan tetapi dalam hubungan kerja jangan lakukan pendekatan struktural agar tidak menjadi kaku “Dalam membangun hubungan Kita harus cair,diskusi sebagai kakak-adik,teman,ini akan membuat energi lebih hebat,”Paparnya.

Ia mengakui seluruh pekerjaan yang dilakukan berjalan baik dan berhasil karena pertemuan informal.Jika Propinsi NTT mau maju dan menjadi propinsi pariwisata,Gubernur mengajak seluruh masyarakat agar bisa belajar budaya sendiri dan budaya orang yang datang ke daerah ini.

Gubernur juga menyinggung perkembangan pariwisata di Mangggarai Barat yang meski berjalan baik tetapi sumbangan bagi masyarakat dari sektor ini hanya 1%.

Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,diantaranya rantai pasokan dari luar,akomodasi masih dari kelompok-kelompok besar.

Untuk itu Gubernur menegaskan agar pengelolaan hotel bintang satu ke atas dikelola kelompok-kelompok besar tersebut,sementara hotel-hotel Melati dikelola atau dibangun masyarakat “Warga punya satu atau dua kamar silahkan dipakai,itu juga mendorong masyarakat untuk lebih melayani,”Terangnya.

Menurut Gubernur masih banyak rantai-rantai nilai ekonomi yang dilepaskan kepihak luar dan menyebabkan kemiskinan di masyarakat.

Ia mencontohkan bawang,ikan,daging,ayam harus bisa ditanam dan dikembangkan agar tidak diambil atau didatangkan dari luar.

Kemiskinan datang kata Gubernur karena tidak bisa mendesain rantai nilai dan rantai pasok dalam membangun industri pariwisata di daerah ini.

Untuk itu lanjut mantan anggota DPR RI ini,diperlukan struktur,karakter,dan organisasi agar bisa berubah dan bagaimana sistem itu bisa merubah karakter dan strategi.

Gubernur Victor B Laiskodat sedang memberikan sambutan di Aula Nucalale.  Foto : Aris

Sementara itu Wakapolda Johni Asadoma mengingatkan pentingnya menjaga keamanan yang merupakan prasyarat tercapainya pembangunan.

Jenderal asal Alor ini menegaskan program-program sebaik apapun dari pemerintah tidak akan berjalan tanpa jaminan keamanan yang baik pula.

Johni Asadoma menerangkan terdapat beberapa strategi atau tindakan dalam menjaga keamanan,antara lain ; tindakan prentif,prefentif dan represif.

Sementara gangguan keamanan kata mantan ketua PB Pertina ini terdiri dari beberapa kategori,diantaranya kejahatan konvensional,kejahatan trans nasional dan kejahatan terhadap kekayaan negara.

Johni Asadoma juga berterima kasih kepada pemkab Manggarai yang menghibahkan tanah di Dalo-Cancar seluas 2 hektar untuk pembangunan asrama Brimob “Sebenarnya 2 hektar tidak cukup,karena awalnya Saya dengar dari 5 hektar,turun 3 setengah hektar lalu jadi 2 hektar.Jadi kalau kedepan bisa kasih 5 hektar baru pas buat sarana dan prasarana,asrama,kantor,tempat latihan tembak,tapi Kita syukuri saja dengan yang ada,”Ungkapnya.

Ia melanjutkan keamanan merupakan tanggung jawab seluruh unsur,ketika terjadi gangguan kamtibmas harus ditangani secara terintegrasi.

Setelah bertatap muka dengan Pemkab Manggarai,rombongan Gubernur kemudian menuju Mapolres Manggarai untuk melaksanakan kegiatan tatap muka dengan jajaran Polres Manggarai.

Agenda berikutnya Kamis (10/1/2019),Gubernur akan mengikuti Sidang Pastoral dan memberikan kuliah umum di kampus STKIP Santu Paulus Ruteng,selanjutnya siang hari akan bertolak ke Kupang melalui Labuan Bajo.  (ars)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *