Ruteng -Dibawah guyuran hujan, Bupati Manggarai Dr.Deno Kamelus, S.H., M.H dan Wakil Bupati Manggarai Drs. Victor Madur menyambut kedatangan Uskup baru Keuskupan Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, pr, Sabtu (29/2/2020).
Tampak hadir mendampingi Bupati dan Wakil Bupati diantaranya, Sekretaris Daerah Drs. Jahang Fansi Aldus, Staf Ahli Bupati, Asisten Setda, pimpinan perangkat daerah serta unsur Forkopimda.
Uskup Siprianus berangkat dari Labuan Bajo – Manggarai Barat dan menginjakan kakinya di Ruteng Ibu kota Kabupaten Manggarai pukul 12.00 wita langsung disambut ritus penjemputan tuak curu di gapura Mena.
Selesai ritus adat tuak curu, Uskup Siprianus kemudian diarak dengan kendaraan roda empat melalui ruas jalan dari Mena menuju Woang, Perempatan rumah makan Lestari, Swalayan 33 lalu menuju pohon beringin belok kiri atau di depan rumah jabatan. Selama perjalanan, lambaian dan simpatik dari warga masyarakat kepada Uskup asal Boncu Kode – Cibal ini terus mengalir.
Sesekali warga meneriaki nama Uskup dan tidak ketinggalan kamera hand phone warga turut mengabadikan kedatangan mantan Sekretaris Eksekutif Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) ini “Bapa Uskup selamat datang di Ruteng, “teriak seorang ibu yang setia menunggu di depan Swalan 33.
Uskup Siprianus tampak terharu dan menjawab sahutan warga dengan lambaian tangan dan senyum penuh bahagia dari atas kendaraan bak terbuka yang ditumpanginya.
Rangkaian acara penjemputan Uskup terus berlanjut, begitu pula dengan masyarakat yang terus berdatangan dan memadati sepanjang jalan Ahmad Yani atau depan Dinas Kesehatan untuk menyaksikan moment bahagia ini.
Hujan yang masih terus turun tidak menyurutkan langkah Uskup Siprianus yang didampingi Bupati dan Wakil Bupati beserta rombongan lainnya menuju gerbang timur Unika St. Paulus.
Dari gerbang Unika St.Paulus, rombongan Uskup diterima dan diarak dengan tarian Ja’i dan Hegong menuju pendopo Pastoran. Selanjutnya di pendopo pastoran diterima oleh Pemaka dengan tarian serta ritus adat kapu.
“Saya sangat bahagia disambut penuh sukacita. Sungguh anugerah yang luar biasa, tidak bisa diucapkan dengan kata-kata dan menggambarkan apa yang Saya peroleh hari ini,” ujar Uskup Siprianus.
“Ini juga merupakan tantangan dan sebuah tanggung jawab besar dalam melayani. Bersama umat dan kasih, Saya tidak bisa berjalan sendiri,”tuturnya.
Uskup Siprianus juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam rangkaian penyambutan ini “Kepada umat Keuskupan Ruteng, Pemkab Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur, saya ucapkan terima kasih yang mendalam atas keterlibatan dengan caranya masing-masing,”ucapnya.
Bupati Deno pada kesempatan yang sama berharap agar kepemimpinan uskup yang baru selalu mengedepankan kepemimpinan yang dialogis serta mendoakan agar Uskup Sipri menjadi gembala yang baik.
Ada paling tidak dua hal yang, dalam refleksi pribadi, saya pandang sebagai alasan dibalik kegembiraan dan sukacita besar itu.
Pertama, dengan tidak bermaksud mengabaikan peran besar Mgr. Silvester San selama kurang lebih dua tahun menjadi pemimpin keuskupan ini dalam tugas sebagai Administrator Apostolik, terpilihnya uskup (definitif) yang akan memimpin umat Katolik di Manggarai adalah jawaban atas doa-doa ; Tuhan tahu seluruh kerinduan kita, dan Tuhan mengabulkan permohonan kita.
Kedua, yang ditunjuk menjadi Uskup Ruteng adalah seorang anak dari rahim Nuca Lalé ini, Romo Siprianus Hormat, Pr., yang sejak ditahbiskan sebagai Imam, hanya setahun berkarya di Keuskupan Ruteng.
Melihat perjalanan panjang ziarah panggilan Mgr. Siprianus Hormat, penunjukan oleh Tahta Suci Vatikan pada akhir tahun lalu itu, dapat dilihat sebagai peristiwa “kolé béo”/pulang kampung ; tetapi bukan ‘pulang kampung biasa’. Meninggalkan Manggarai sebagai imam muda dan kembali ke tanah ini sebagai seorang Uskup, Mgr. Siprianus Hormat telah hidup dalam ‘filosofi harapan’ para leluhur kita : “lalong bakok du lako’n, lalong rombéng du kolé’n”. Untuk itulah kita semua sungguh bergembira.
Dalam konteks ‘pulang kampung’ itulah, perkenankan pada kesempatan penuh syukur ini, saya menyampaikan beberapa hal.
Pertama, selamat datang kembali ke tanah kelahiranmu, Monsinyur. Sebagai yang kembali dalam nuansa / wajah yang lain (sebagai lalong rombéng), lihatlah tanah ini dan mari bersama-sama seluruh komponen yang ada, mulai berkarya; melakukannya dalam kasih. Bagi Mgr. Sipri, tentu saja hal ini akan menjadi mudah sebab telah dipilih sebagai motto-nya: Omnia in Caritate (Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih (1 Kor. 16:1).
Kedua, Mgr. Sipri akan menjadi gembala di Keuskupan ini pada Tahun Penggembalaan. ‘’Saya percaya bahwa kita semua meyakini, peristiwa ini tidak terjadi begitu saja. Uskup Ruteng yang baru adalah gembala yang telah mengenal dengan baik padang penggembalaannya—yang terdiri dari tiga wilayah pemerintahan kabupaten. Oleh karenanya, sebagaimana seorang gembala yang mengenal padang penggembalaan dengan baik akan membawa domba-dombanya ke padang yang berumput hijau dan mata air yang tenang, Mgr. Sipri tentu saja akan melakukan hal yang sama pada seluruh umat Keuskupan Ruteng ini.
Ketiga, dalam hubunganya dengan tugas pengembalaan tersebut, sebab seluruh umat Keuskupan Ruteng adalah juga masyarakat dari tiga wilayah pemerintahan (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur ) maka situasi ”pulang kampung” ini kiranya menjadi kesempatan yang baik bagi Mgr. Sipri untuk membangun Keuskupan ini dalam ruang-ruang dialog.
Tentu saja, menyampaikan harapan-harapan ini pada kesempatan pertemuan yang pertama, tidak dimaksudkan untuk menitipkan beban ke pundak Monsinyur. Sembeng Segolo Mese, Somba Selongko. Tak ada sedikitpun niat untuk memberikan beban ini. Ini adalah ungkapan kerinduan dalam nada syukur : gembala yang baru akan memberi kesegaran pada domba-dombanya.
Selanjutnya ijinkan Saya menyampaikan terimakasih kepada Mgr.Silvester San yang telah berada bersama kami selama ini. Tugas sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng. Tentu saja belum selesai, masih akan berlangsung hingga tanggal 19 Maret mendatang.
Ucapan terimakasih ini terutama disampaikan karena telah memungkinkan seluruh rahmat ini kita terima sampai pada hari ini. Selanjutnya, dalam rangka upacara pentahbisan nanti, kami berharap agar Mgr San tetap sehat dan bersama-sama kami dan seluruh panitia menyukseskan peristiwa besar itu.
Terimakasih juga kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras, dan akan tetap bergandengan tangan hingga hari pentahbisan nanti. Semoga seluruh karya pelayanan kita diberkati Tuhan. (ars)