Pemkab Manggarai

Cegah Stunting, Sekda Fansi Jahang Buka Pelatihan KPM

Kominfo – Dalam upaya mencegah dan menangani persoalan Stunting di Kabupaten Manggarai, Sekretaris Daerah kabupaten Manggarai Drs.Jahang Fansi Aldus membuka pelatihan Kader Pembangunan Manusia (KPM).

Kegiatan pelatihan yang diprakarsai oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) dan bertemakan “Manggarai Bergerak Menuju Percepatan Penurunan Stunting berlangsung di aula Efata Santu Aloisius Ruteng, Senin 18 Juli 2022.

Diawal Sambutannya Sekretaris Daerah Jahang Fansi Aldus menjelaskan terkait Stunting, yakni sebuah kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang terjadi pada anak yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang dan kurangnya stimulus psikososial.

Lebih lanjut Sekda Fansi menjelaskan, Stunting juga ditandai dengan panjang /tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya. Anak Stunting lanjutnya akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, serta lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan berisiko menurunkan produktivitas.

Sekda Fansi juga membeberkan, hasil pengukuran bulan Februari 2022, berdasarkan data aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat secara elektronik (ePPGBM), kasus Stunting di Manggarai tercatat sebanyak 5.320 kasus atau 20,1 % dari total 26.524 balita yang diukur “Ini berarti bahwa di kabupaten Manggarai terdapat 5.320 balita yang berpotensi terancam masa depannya, tumbuh tidak normal, tidak sehat baik fisik, mental, sosial dan lainnya,”paparnya.

“Menurut saya ini merupakan jumlah yang sangat signifikat dan sudah sepatutnya kita prihatin,”sambung Sekda Jahang.

Sekda Fansi menuturkan, betul posisi kita saat ini secara presentase hanya terpaut 3,2% dari target 16,9% prevelensi Stunting di tahun 2023 dan 5,7% dari target 14,4% di tahun 2024.

Akan tetapi lanjut Dia, persoalan Stunting tidak bisa dipandang sederhana itu “Tidak semudah kita menghitung tambah, kurang, kali, bagi angka-angka. Di balik jumlah presentasi tersebut, terdapat nyawa seorang manusia, terdapat masa depan seorang anak, seorang saudara kita yang harus kita tolong dan kita berikan perhatian lebih,”tuturnya.

Untuk itu Sekda mengingatkan agar selalu menjaga konsistensi, meningkat efektifitas kerja-kerja serta mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang ada untuk memerangi persoalan Stunting di Manggarai “Mari kita bahu membahu cegah dan tangani ancaman bersama ini. Kita rubah keprihatinan ini menjadi sebuah semangat juang. Sebagai motivasi untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam melindungi masa depan anak-anak kita,”pintanya.

Sekda Fansi juga menekankan, perang melawan Stunting adalah sebuah keharusan. Harus dilakukan secara masif dan sistematis. Oleh sebab itu katanya, perlu kerja sama dan partisipasi mulai dari tingkat Kabupaten sampai tingkat desa, lembaga-lembaga non pemerintahan dan masyarakat, diharapkan memberikan kontribusi nyata dalam upaya bersama mencegah dan menangani Stunting.

Sebagai perwakilan masyarakat lanjutnya, KPM merupakan bagian yang sangat penting dalam semangat konvergensi Stunting di Manggarai. Para kader adalah ujung tombak, yang kiranya bisa menjadi garda terdepan untuk membentuk generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas “Saudara-saudari adalah kader masyarakat pilihan, yang dipilih karena dipandang mempunyai kepedulian dan bersedia mendedikasikan diri untuk berperan dalam pembangunan manusia di desa,”ujarnya.

Sekda Fansi juga menjelaskan tentang tugas utama yang menjadi tanggung jawab KPM, diantaranya, memfasilitasi pemetaan sosial untuk mengidentifikasi status intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif pada rumah tangga yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan, memfasilitasi diskusi terarah untuk membahas permasalahan Stunting di desa sampai dengan penyusunan kegiatan penangan Stunting dalam RKP desa dan APBdesa, memfasilitasi bisa pengukuran panjang/tinggi badan balita sebagai deteksi dini Stunting, memonitor dan memastikan rumah tangga yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui dan anak di usia 0-23 bulan mendapatkan 5 paket pelayanan utama dalam penanganan stunting di desa, seperti; layanan kesehatan dan gizi ibu dan anak, layanan konseling Kesehatan dan Gizi, layanan air bersih dan sanitasi yang baik, layanan jaminan sosial/kesehatan dan layanan pendidikan anak usia dini.

Pemerintah daerah kata Sekda Fansi, tentunya tidak menutup mata dengan segala kondisi dan tantangan yang dihadapi di lapangan “Saya dan seluruh perangkat daerah terkait yang juga dibantu oleh para camat dan kepala desa akan terus berupaya memberikan dukungan bagi kelancaran tugas Saudara-saudari,”katanya.

“Melalui kegiatan ini saya juga ingin Menggerakan kembali semangat gotong -royong kita. Semangat untuk selalu bergerak bersama dalam keterbatasan kita, berikut juga tantangan dan permasalahan yang kita hadapi. Pemerintah bergerak, masyarakat juga bergerak. Sama-sama kita bergerak perangi Stunting, guna mewujudkan Manggarai yang maju, adil dan berdaya saing,”pungkasnya.

Sementara itu panitia penyelenggara kegiatan menjelaskan maksud dari kegiatan yang akan berlangsung selama 6 hari dari tanggal 18 hingga 23 juli 2023 ini, yaitu mempersiapkan dan menyediakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam upaya Konvergensi Stunting di kabupaten Manggarai.

selain itu tujuan kegiatan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Kader Pembangunan Manusia sehubungan dengan hal : Stunting dan mengapa harus dicegah, arah kebijakan pemerintah dalam pencegahan dan penanganan Stunting, cara metode pencegahan dan penanganan Stunting yang baik dan benar dan lingkup tugas KPM.

Peserta kegiatan pelatihan KPM adalah kader KPM dari desa-desa lokus prioritas penurunan Stunting tahun 2023. Dengan total peserta 174 orang dibagi dalam 6 rombongan belajar.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Asisten Pemerintah dan Kesra, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas PMD, Kepala Dinas P2KB, Kepala Dinas Kominfo, TP PKK, BP4D serta tenaga ahli P3MD Kabupaten Manggarai. (ars)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *