Pemkab Manggarai

22 Persen Capaian Peserta KB Baru Di Manggarai

RUTENG – Peserta Keluarga Berencana (KB) baru di Kabupaten Manggarai hingga Maret 2021 sebanyak 1.148 orang atau mencapai 22,91 persen dari target tahun ini. Pilihan jenis kontrasepsi yang paling banyak yakni metode suntik.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Manggarai, Silvanus Hadir melelui Sekretaris, Yosephine Christiane kepada media ini belum lama ini. Christiane didampingi Kabid Pengendalian Penduduk, Chicha Hamput.

Christiane menyebut, target peserta KB baru dari 12 kecamatan tahun 2021 sebanyak 5.010 peserta. Hingga Maret 2021 capaiannya sebesar 22,91 persen atau sebanyak 1.148 peserta. “Sisanya mudah-mudahan bisa tercapai hingga akhir tahun. Kita lihat saja nanti ya,” kata Christiane.

Menurut Christiane, jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, capaian ini meningkat sebesar 1,55 persen. Sementara target peserta KB baru tahun lalu juga lebih rendah dari tahun ini yakni sebanyak 4.771 peserta. “ Meski demikian, tahun lalu kita mendapat penghargaan karena peserta KB baru melampaui target yakni sebesar 103,33 persen,”kata Christiane.

Sementara itu kata Christiane, peserta KB aktif hingga Maret 2021 sebanyak 35.722 dari 48.913 pasangan usia subur (PUS) riil  yang tersebar pada 12 kecamatan di kabupaten Manggarai. PUS bukan peserta KB terlihat masih banyak yakni mencapai 13.191 PUS.

Christiane menjelaskan, hinga kini jenis kontrasepsi yang paling banyak diminati peserta KB yakni suntikan.Disusul IUD, Pil, Implan, Metode Operasi Wanita (MOW) dan kondom Sementara kontrasepsi dengan Metode Operasi Pria (MOP) alias vasektomi sama sekali belum ada peminatnya atau 0 persen.  

Menurut Christiane, untuk mensukseskan program KB di Manggarai pihaknya rutin melaksanakan bakti sosial. Kegiatan ini dalam bentuk pelayanan langsung terutama bagi peserta Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Kecuali itu juga kegiatan-kegiatan rutin pelayanan KB di setiap fasilitas kesehatan.

Christiane menuturkan, keterlambatan pendropingan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dari pemerintah propinsi.menjadi salah satu kendala pelaksanaan program KB di Manggarai. Keculai itu jumlah alokon yang tersedia juga terbatas. Meski demikian kita tetap mengajukan permintaan sesuai kebutuhan dan mengalihkan ke alat kontrasepsi yang lain,” ujar Christiane. ***(Yoga)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *