Ruteng, Kominfo- Sekretaris Daerah kabupaten Manggarai Drs.Jahang Fansi Aldus, mewakili Bupati Manggarai menghadiri acara puncak Congko Lokap Mbaru Gendang (rumah adat) gendang Tenda, bertempat di halaman rumah gendang Tenda, Kamis 25 juli 2024.
Didampingi Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda dan sejumlah pimpinan perangkat daerah dan para kepala bagian, kedatangan Sekda Fansi Jahang disambut tua golo gendang Tenda Agus Barut, tokoh adat, tokoh masyarakat dan warga Tenda.
Tarian raga, sae dan mbata yang ditampilkan para penari depan Natas (halaman) rumah gendang menambah semarak acara puncak congko lokap. Selain mendapat perhatian dari warga setempat, acara congko lokap ini juga mendapat perhatian dari sejumlah wisatawan manca negara.
Orang tua, kaum muda bahkan anak-anak terlihat sangat antusias dan penuh khidmat mengikuti setiap rangkaian acara yang sudah turun temurun diwariskan oleh para leluhur ini.
Rangkaian acara congko lokap, diisi dengan beragam kegiatan dimulai tanggal 18 juli, diantaranya ; sae mbata kaba, takitu, ela pantek, wau wa tanah/toto loke, ,barong, ela wee, dan diakhiri dengan acara puncak Renge Kaba/Doal Kaba dan perayaan Ekaristi.
Tua Golo Tenda Agus Barut, mengapresiasi peran serta masyarakat khususnya di gendang Tenda atas selesainya proses pembangunan rumah adat ini sehingga bisa dilakukan upacara puncak congko lokap ‘’terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu proses pekerjaan rumah gendang Tenda ini. Terima kasih untuk segala hal yang baik yang kami terima dari Bapak dan Ibu semua, baik pihak pemerintah, para donatur, panitia, pihak kampus (Unika Santu Paulus) dan juga seluruh warga gendang Tenda ,’’ujarnya.
Ritus adat congko lokap merupakan sebuah tradisi yang diturunkan oleh leluhur orang Manggarai saat sebuah rumah adat usai dikerjakan.
Puncak dari upacara congko lokap adalah poka kaba congko lokap dengan menyembelih satu ekor hewan berupa kerbau jantan besar dan satu ekor babi, tepat di depan sebuah mesbah di tengah kampung.
Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada para leluhur dan sang pencipta (Mori Kraeng), sekaligus memiliki tujuan untuk mempersiapkan rumah adat ini untuk ditempati. **