Ruteng, Kominfo- Puncak festival Golo Curu tahun 2024 yang diadakan Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Manggarai ditutup dengan perayaan Misa, prosesi akbar Maria Ratu Rosari dan konser musik,bertempat di pelataran parkir Gereja Katedral Ruteng, Senin 7 Oktober 2024.
Uskup terpilih Keuskupan Labuan Bajo,Mgr.Maximus Regus,pr memimpin Misa puncak festival Golo Curu bertempat di gereja Katedral. Pada perayan misa yang dimulai pukul 09.00 wita tersebut, Uskup Maximus Regus didampingi Vikjen Keuskupan Ruteng RD.Alfons segar,pr dan sejumlah imam konselebran.
Dalam Homilinya Uskup Maximus Regus mengatakan, dalam festival Golo Curu Bunda Maria selalu menjadi pusat perhatian. Maria selalu menjadi orientasi spiritual dan Maria selalu menjadi fokus di mana kita yang datang ingin membangun keintiman spiritual dan rohani.
Uskup Maximus dalam kesempatan itu, menyampaikan 3 gagasan, Pertama,Maria adalah privelese orang-orang Katolik. Maria adalah hak istimewa Gereja Katolik “Tuhan menyerahkan Bunda Maria ke dalam Gereja, ke dalam kehidupan kita semua untuk menemani perjalanan hidup kita, karena itu Maria berdiri sebagai simbol iman, keteladanan dan pengharapan,”ujar Uskup Maximus.
Kedua, Panggilan.Kita semua memiliki riwayat panggilan masing-masing dalam hidup. Tuhan yang memanggil Maria adalah Tuhan yang sama, yang memanggil para Imam, suster dan Tuhan yang sama yang memanggil kita semua untuk mengerjakan karya-karya keselamatan dan kebaikan dalam kehidupan kita “Panggilan bagi tiap-tiap orang mungkin berbeda bentuknya tetapi maknanya selalu sama. Panggilan itu selalu mengandung undangan untuk mengambil bagian untuk mengerjakan karya-karya kebaikan,”ucapnya.
Ketiga, Persekutuan.Berkumpul dan berdoa seperti yang dilakukan para murid, di mana Bunda Maria selalu hadir sebagai pusat, sebagai simpul dari kebersamaan mereka “Karena para murid pada waktu itu, belum sepenuhnya mengalami pemulihan secara spiritual, karena Tuhan sudah pergi dari tengah-tengah mereka,”ujarnya.
“Bunda Maria hadir di sana sebagai tokoh yang menyembuhkan, tokoh yang merajut, tokoh yang membuat pertemuan di antara para murid itu bisa dibangun kembali,”tambahnya.
Festival Golo Curu yang berakhir kata mantan Rektor Unika Santu Paulus ini, adalah etalase bagaimana bunda Maria ingin merajut semua gagasan itu. Bahwa komunalitas, persekutuan berkumpul harus bisa menciptakan kualitas keberimanan kita sebagai orang-orang Katolik yang levelnya bisa naik dari waktu ke waktu.
Di kesempatan yang sama, mewakili pemerintah kabupaten Manggarai, Sekretaris Daerah Drs.Jahang Fansi Aldus saat memberikan sambutan usai perayaan Ekaristi mengatakan, bila dilihat kembali ketika pertama kali diadakan tahun 2022 lalu, festival Golo Curu dilakukan secara sederhana di paroki Karot.
Sekda Fansi Jahang menyebut, Pemerintah kabupaten Manggarai pada prinsipnya selalu memberikan dukungan dan suport bagi setiap aktivitas gereja yang ada di Keuskupan Ruteng.
Pemerintah kabupaten Manggarai lanjut Sekda Fansi Jahang, berkomitmen untuk senantiasa memberikan dukungan terutama festival Golo Curu yang sudah dijadikan kegiatan tahunan ini.
Dijelaskan Sekda, pada tahun 2024 Keuskupan Ruteng telah meminta pemerintah kabupaten Manggarai untuk menghibahkan aset-aset yang dibangun oleh pemerintah kabupaten Manggarai yang ada di puncak Golo Curu “Kita saat ini sedang memproses hibah aset-aset pemerintah kabupaten Manggarai, untuk dilakukan perbaikan dan rehabilitasi oleh pihak Keuskupan Ruteng,”terangnya.
Dikatakan, jika tahun 2024, prosesi patung Bunda Maria Ratu Rosari dimulai dari Jengkalang- kecamatan Reok, untuk tahun 2025 Sekda melanjutkan, pemerintah daerah menyarankan, penataan Jengkalang sebagai lokasi tempat wisata religi yang baik. Sebagaimana diketahui bersama, Jengkalang merupakan tempat dipermandikannya umat Katolik pertama di Manggarai.
Turut hadir dalam perayaan Misa Puncak ini, para pastor Vikep, Pastor paroki, biarawan/biarawati, ketua DPP paroki, ketua KBG, tokoh umat, tokoh masyarakat, serta umat paroki dalam wilayah kecamatan Langke Rembong dan sekitarnya.
Usai perayaan Misa dilanjutkan dengan prosesi akbar Maria Ratu Rosari dari Gereja Katedral menuju puncak Golo Curu. Prosesi ini diikuti seluruh umat kota Ruteng dan utusan paroki-paroki dengan menggunakan busana bernuansa etnik kultural.
Mengakhiri seluruh rangkaian acara festival Golo Curu tahun 2024, malam harinya bertempat di pelataran parkir Gereja Katedral diadakan konser penutup.
Pemukulan gong secara bersamaan oleh Vikjen Keuskupan Ruteng dan Sekda Manggarai serta pertunjukan kembang api kolosal mengawali rangkaian acara penutupan festival.
Konser penutup dilanjutkan dengan atraksi tarian dan paduan suara dari siswa/siswi SMAK St.Fransiskus Saverius, SMAK St.Stefanus Ketang dan Unika St.Paulus Ruteng
Penampilan penyanyi Justy Aldrin asal Ambon yang menghipnotis ribuan penggemarnya di kota Ruteng, menambah semarak penutupan puncak Festival Golo Curu yang telah berlangsung selama 5 hari tersebut. **