Ruteng Kominfo-PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) telah menyelesaikan seluruh agenda pelatihan konversi motor listrik selama 4 hari kepada guru dan siswa di SMK Santo Aloisius Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, 26 Januari 2024.
Program pelatihan konversi motor BBM ke motor listrik yang dihadiri oleh lebih 20 peserta yang terdiri dari guru dan siswa SMK ini diinisiasi oleh pemerintah Kabupaten Manggarai bersama PT PLN (Persero) UIP Nusra serta berkolaborasi dengan SMKN 3 Mataram dan Braja Elektrik Motor sebagai pemateri.
Tim Braja Elektrik Motor, selaku pemateri dalam kegiatan ini, telah menyampaikan seluruh materi pembelajaran terkait koversi molis, seperti regulasi kendaraan berbasis baterai, Permen ESDM, standar pengantar uji, dan komponen kendaraan listrik.
Peserta juga dipaparkan terkait syarat teknis sepeda motor konversi serta praktikum instalasi komponen mekanik, elektrikal, dan praktikum integrasi (uji jalan dan uji fungsi).
CEO Braja Elektrik Motor, Yoga Nugraha, mengatakan pelatihan konversi motor listrik yang ia pandu pada dasarnya adalah sebuah konsep sederhana.
“Sepeda motor apa pun engine-nya kita ganti dengan dinamo listrik. Kemudian, tangki dicopot diganti jadi tempatnya baterai,” ujar Yoga Nugraha.
Manager Unit Pelaksana Proyek (UPP) Nusra 2, Harnandi Adhityo, menjelaskan program pelatihan konversi ini dimaksudkan untuk menyiapkan fondasi awal yaitu tercipta tenaga ahli konversi sehingga ke depannya dapat mengusulkan pembentukan bengkel resmi konversi di Manggarai.
Pelatihan konversi ini menghasilkan dua produk molis, yakni metic dan manual. Lewat pemaparan teori dan praktik, sebanyak 16 guru dan 10 siswa peserta pelatihan telah memahami proses perakitan hingga regulasi kendaraan listrik.
General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan pelatihan konversi di SMK Santo Aloisius Ruteng adalah langkah awal dalam membangun kesadaran masyarakat di NTT akan pentingnya transportasi ramah lingkungan.
“Tujuan program pelatihan konversi di Manggarai ini adalah bagaimana kita bisa mengenalkan molis ke masyarakat dan menyiapkan tenaga ahli,” kata Abdul Nahwan.