
Kominfo,Ruteng- Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Komodo Ruteng Marsel Sudirman,SH membeberkan kondisi terkini debit air di 13 sumber mata air yang dikelola Perumda Tirta komodo, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang dipimpin Sekretaris Daerah kabupaten Manggarai Drs.Jahang Fansi Aldus, didampingi Plt.Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Yos Jelamu dan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Frumentius LTK, bertempat di aula Ranaka kantor Bupati Manggarai, Kamis 16 januari 2025.
Marsel Sudirman menerangkan, krisis air yang dikeluhkan masyarakat, selain karena berkurangnya debit air di 13 sumber mata air, juga diakibatkan kondisi jaringan atau infrastruktur,pencemaran air,kenaikan jumlah pelanggan air dan perubahan iklim.
Marsel Sudirman mengatakan, bicara air minum yang paling utama adalah bicara dari hulu karena di hulu merupakan sumber kehidupan mata air meski tidak melupakan juga yang ada di hilir ‘’kalau di hulu sudah tidak beres atau mengalami masalah, pasti di hilirnya akan mengalami gangguan,’’ungkapnya.
Dijelaskannya, Perumda Tirta Komodo sebenarnya mengelola 15 sumber mata air di wilayah Langke Rembong, namun 2 mata air sudah tidak memiliki air, yakni Wae Genggong dan Wae Palo.
Dirinya mengatakan, solusi jangka pendek untuk mengatasi debit air yang berkurang juga dilakukan Perumda Tirta Komodo, antara lain melakukan penjadwalan aliran air. Selain itu menyediakan mobil tangki air terutama di wilayah-wilayah krisis air bersih.
Sementara solusi jangka panjang lanjutnya, melakukan penanaman pohon di sumber-sumber mata air. Selain itu pihaknya juga mencari sumber-sumber mata air baru ‘’memang ada informasi sumber mata air dari masyarakat, tetapi kita cek dulu kualitas airnya, kan ada standarnya, apa air ini bisa dikonsumsi atau tidak. Tidak mungkin kami alirkan air yang tidak layak atau tidak memiliki kualitas kepada masyarakat,’’ujarnya.
Dirut Marsel Sudirman menambahkan, Standar Operasional Prosedur (SOP) tiap tahun juga diukur. Ukurnya di musim hujan yang tinggi dan musim kemarau sehingga bisa diketahui debit airnya berkurang atau bertambah.
‘’Dan orang-orang yang mengukurnya ada pendidikannya, ada bimteknya, ada aturannya juga untuk mengukur. Ini metode ( mengukur) berlaku di seluruh Indonesia, bukan kita karang-karang’’tegasnya.
Lebih lanjut Marsel Sudirman menerangkan keadaan terkini debit air di 13 mata air :
1.Wae Reget pada tahun 1989 ketika awal mula digunakan dan diukur tahun 2022 kapasitas sumber sebesar 8 liter/detik, lalu berkurang pada pengukuran tahun 2024 sebesar 1,4 liter /detik. Melayani 926 rumah tangga.
2.Sumber mata air Wae Ajang diukur tahun 2022 sebesar 8 liter/ detik. Setelah diukur tahun 2024 hanya 4,61 liter. Melayani 1.149 rumah tangga.
3.Wae Watang diukur tahun 2022 sebesar 2 liter/detik. Pada tahun 2024 hanya 0,81 liter /detik. Jumlah pelanggan 820 rumah tangga.
4. Wae Lerong 1 diukur tahun 2022 kapasitas 8 liter/detik menurun menjadi 3,34 liter/detik pada tahun 2024. Melayani 1.435 rumah tangga.
5.Wae Sosor diukur tahun 2022 sebesar 1 liter/detik . Tahun 2024 0,87 liter/detik. Melayani 920 rumah tangga.
6. Wae Pong diukur tahun 2022 sebesar 100 liter/detik. Tahun 2024 39,87 liter/detik. Melayani 1.346 rumah tangga.
7. Wae Mese I diukur tahun 2022 sebesar 10 liter/detik. Tahun 2024 6,1 liter /detik. Melayani 1.327 rumah tangga.
8. Wae Mese II diukur tahun 2022 sebesar 12 liter /detik. Tahun 2024 3,69 liter /detik. Melayani 1.279 rumah tangga.
9. Wae Ces diukur tahun 2022 sebesar 20 liter/detik. Tahun 2024 8,55 liter per detik. Melayani 1.369 rumah tangga.
10. Wae Rowang diukur tahun 2022 30 liter /detik. Pada tahun 2024 sebesar 13,49 liter. Melayani 1.450 rumah tangga.
11. Wae Cunca Bor diukur tahun 2022 sebesar 9 liter/detik. Pada tahun 2024 sebesar 0,65 liter/detik. Melayani 1. 684 rumah tangga.
12. Wae R’ii diukur tahun 2022 sebesar 14 liter /detik. Tahun 2024 sebesar 7, 62 liter/detik. Melayani 1.426 rumah tangga.
13. Wae Decer diukur tahun 2022 sebesar 150 liter/detik. Tahun 2024 sebesar 33 liter/detik. Melayani 1.402 rumah tangga.
Di kesempatan yang sama Sekda Manggarai Jahang Fansi Aldus yang juga sebagai ketua Dewan Pengawas Perumda Tirta Komodo mengatakan, kondisi ril terkait keadaan debit air yang berkurang ini bisa disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai media yang dimiliki Perumda Tirta Komodo seperti facebook, instagram atau melalui Radio Siaran milik pemerintah daerah (RSPD) ‘’Intinya informasi ini ( berkurangnya debit air) harus sampai kepada masyarakat, kalau tidak kesalahan pasti kembali pada teman-teman di Perumda Tirta Komodo, karena tidak kerja maksimal. Informasi tentang kondisi ril harus disampaikan’’ujarnya.
Sekda Fansi Jahang juga mengatakan, bahwa pemerintah kabupaten Manggarai dalam hal ini Perumda Tirta Komodo tetap memiliki komitmen dan terobosan dalam mengatasi krisis air di masyarakat.
Turut hadir dalam rakor ini, pimpinan OPD terkait, para Camat, para kepala bagian dan kasubag pada Perumda Tirta Komodo. **ars

