Pemkab Manggarai

Bupati Hery Letakan Batu Pertama Pembangunan Gereja Stasi Kenda

Kominfo – Bersama Vikep Keuskupan Ruteng Romo Geradus Janur, Pr., Bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit, S.E.,M.A. secara simbolis meletakan batu pertama pembangunan Gereja Stasi Kenda di desa Bangka Kenda kecamatan Wae Ri’i Minggu (29/5/2022).

Sebelum meletakan batu pertama pengerjaan gereja, Bupati yang didampingi Sekretaris Daerah Jahang Fansi Aldus, Staf Ahli Bupati, Asisten Setda, beberapa pimpinan OPD yang tiba di desa Bangka Kenda pukul 07.30 wita, diterima secara adat Tuak Curu oleh tua adat, Vikep Ruteng Romo Geradus Janur, Pr. Pastor Paroki Karot Pater Stefanus Suprobo, Camat Wae Ri’i, Kepala Desa Bangka Kenda serta umat stasi Kenda.

Rombongan selanjutnya diarak dengan tarian Tiba Meka oleh siswi SMKN Wae Ri’i menuju Kapela Stasi Kenda untuk megikuti ritus adat Manuk Kapu. Kemudian dilanjutkan dengan perayaan ekaristi dipimpin Vikep Keuskupan Ruteng Romo Geradus Janur, Pr. dan diikuti umat dari stasi Kenda.

Bupati Herybertus Nabit dalam sambutannya seusai perayaan Ekaristi mengatakan, dalam kehidupan bermasyarakat terutama dalam kehidupan umat Katolik, gotong royong merupakan hal yang biasa dan bukan hal baru. Pemerintah daerah kata Bupati Hery, akan selalu mendukung setiap kegiatan masyarakat terutama berkaitan dengan pembangunan tempat ibadah.

Untuk itu Bupati Hery menuturkan, pemerintah daerah turut terlibat dalam pembangunan gereja stasi Kenda dan akan menyumbang 500 sak semen.

Bupati Hery berharap semua pihak yang terlibat aktif, agar selalu diberi kesehatan dan dijauhkan dari segala halangan selama proses pembangunan gereja. “Kalau awal dilakukan bersama, begitu juga diakhir nanti dilakukan juga bersama-sama. Terima kasih atas penyambutannya, sehingga kami semua bisa mengikuti perayaan ekaristi bersama umat stasi Kenda hari ini,” ucap Bupati Hery.

Beliau juga meminta panita pembangunan gereja untuk transparan dalam mengelola keuangan, agar semua umat bisa mengetahui kondisi keuangan pembangunan gereja.

Dikatakan Bupati Hery, bicara soal pembangunan gereja atau tempat ibadah, dirinya meyakini akan bertemu dengan orang-orang baik. “Buat gereja bukan untuk mencari nama, tetapi betul-betul untuk tempat beribadah atau berdoa dan pasti kita akan bertemu dengan orang-orang baik,” ujarnya.

Sementara itu ketua panitia pembangunan gereja stasi Kenda, Yeremias Jefrison Aquino menjelaskan kesepakatan pembangunan gereja baru diusulkan karena ukuran dan tempat gereja lama tidak memadai untuk menampung umat yang ada.

Dijelaskan Yeremias, ukuran gereja yang lama sebesar 12×24,8 meter dengan kapasitas 400 umat dan tidak bisa menampung umat yang berjumlah kurang lebih 2.600 orang termasuk anak-anak.

Dikatakan Yeremias, sejak tahun 2018 panitia bersama Pastor Paroki Karot saat itu pater Ardi telah membicarakan pembangunan gereja yang baru dan disepakati pembangunannya pada bulan Mei tahun 2022.

Pada kesempatan yang sama, pastor Paroki Karot Pater Stefanus Suprobo mengapresiasi semangat umat di stasi Kenda dalam mendukung pembangunan gereja baru.

Pater Stefanus berharap kiranya semangat umat tidak luntur terutama dengan kehadiran Bupati, Sekda, Romo Vikep, para donatur dan semua pihak yang mau membantu dan mendukung pembangunan gereja ini.

Ke depan kata Pater Stefanus, daerah Bangka Kenda dan stasi Bangka Kenda yang masuk dalam wilayah paroki Karot ini akan dicanangkan sebagai tempat atau desa wisata.

Sehingga demikian lanjut Pater Stefanus, diharapkan para wisatawan baik lokal maupun luar negeri bisa menikmati panorama alam seperti persawahan, perkebunan warga, termasuk gereja yang dibangun sebagai wisata rohani. “Untuk itu, kami butuhkan bantuan kepada semua pihak, terutama kepada pemerintah daerah. Kami punya tenaga, kami punya kekuatan, kami punya umat tetap kami tidak bisa berjalan sendiri membangun gereja ini ke depan,” ungkapnya.

Sebelum peletakan batu pertama, terlebih dahulu dilakukan pemberkatan batu dan peralatan tukang oleh Romo Vikep serta acara adat Kapu, Kari dan Renge oleh tua adat.

Turut hadir dalam acara ini, di antaranya, Tua Gendang Kaweng, Tua Gendang Kenda,Tua Tambor, Dewan Paroki, Ketua wilayah, Ketua stasi, para donatur, umat stasi Kenda serta para tukang.  (ars)

Share this post