Ruteng, Kominfo- Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Manggarai akan kembali menggelar festival Golo Curu untuk ketiga kalinya pada tanggal 1 hingga 7 Oktober 2024 mendatang.
Untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan acara tersebut, Bupati Manggarai Herybertus G. L Nabit,S.E.,M.A didampingi Sekretaris Daerah Drs.Jahang fansi Aldus, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, para kepala bagian lingkup pemerintah kabupaten Manggarai, menghadiri acara peluncuran festival Golo Curu yang diadakan Keuskupan Ruteng, bertempat di Natas labar Motang Rua Ruteng, Minggu 4/8/2024 sore.
Adapun acara peluncuran festival ,diawali dengan ibadat ekologis dipimpin Direktur Puspas Keuskupan Ruteng RD.Martin Chen,pr.
Usai ibadat ekologis dilanjutkan dengan prosesi patung Maria Ratu Rosari,pemberkatan anak-anakan pohon dan sebagai puncak peluncuran festival dilakukan pemukulan gong serta pelepasan burung merpati secara bersamaan oleh Vikjen Keuskupan Ruteng RD.Alfons Segar,pr,Bupati Manggarai Herybertus G. L Nabit dan Sekda Manggarai Jahang Fansi Aldus yang juga sebagai ketua umum panitia festival Golo Curu.
Bupati Herybertus Nabit dalam sambutannya, mengatakan sejak lama diskusi yang mendalam dan inisiatif dari berbagai pihak untuk menyepakati arah pariwisata Manggarai adalah pariwisata budaya dan religi.
Bupati Hery menjelaskan, kristalisasi dari pariwisata budaya dan religi membutuhkan waktu satu (1) tahun untuk selanjutnya menemukan sebuah bentuk festival seperti ini, yang dikenal dengan festival Golo Curu ‘’Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Uskup Ruteng dan semua jajaran yang bersedia menyambut baik, membuka diri dan mengambil inisiatif penting sejak tahun pertama hingga tahun ketiga festival Golo Curu diadakan,’’ungkapnya.
Bupati Hery menuturkan, bagi warga kota Ruteng atau yang pernah tinggal di Kota Ruteng tentu sudah mengenal dengan baik gua Maria Golo Curu. Golo Curu lanjut Bupati Hery, selain sebagai tempat menemukan kedamaian juga merupakan tempat untuk mencari jalan keluar dalam persoalan-persoalan hidup yang tengah dihadapi ‘’Bukit itu ( Golo Curu) adalah bukit air mata, bukit kebahagiaan untuk sebagian orang. Karena itu pantaslah kalau kemudian kita semua, baik pemerintah maupun Keuskupan Ruteng menggunakan Golo Curu sebagai salah satu festival yang menyatukan budaya dan iman Katolik,’’ujarnya.
‘’Kita bersyukur dalam sebuah festival seperti ini,iman Katolik dan budaya lokal kita Manggarai ada dalam satu semangat yang sama, yaitu semangat untuk melestarikan alam kita. Saya kira kita semua paham dan tahu degradasi sumber daya alam lingkungan kita semakin hari semakin memprihatinkan,’’tuturnya.
Meskipun di sisi lain lanjut Bupati, kita banyak mendapatkan manfaat untuk kesejahteraan ekonomi kita tetapi sebuah kewajiban bagi kita semua baik sebagai orang beriman maupun sebagai orang Manggarai untuk tetap melestarikan alam kita sebagai orang yang berbudaya dan beriman.
Bupati Hery berharap festival yang akan diadakan ketiga kalinya ini dapat berjalan dengan baik, sebagaimana festival sebelumnya. Meski dibutuhkan bertahun-tahun menemukan format yang tepat dan sesuai dari festival-festival seperti ini’’ Kita sedang mencari bentuk bagi festival seperti ini tapi kita percaya kolaborasi semua pihak baik dari Keuskupan, pemerintah daerah, biara-biara, sekolah-sekolah dan KBG-KBG,bisa menentukan apakah tahun mendatang festival ini berjalan lebih baik lagi atau tidak,’’katanya.
“’Kami tentu berharap saling pengertian akan tetap terjaga di antara kita ,saling memberikan pendapat, kritikan, penguatan akan menjadi semangat untuk kita semua, sehingga acara festival berikutnya akan lebih baik serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’pungkasnya.
Di tempat yang sama,mewakili Uskup Ruteng, Vikjen Keuskupan Ruteng RD. Alfons Segar,pr menerangkan sesuai arah dasar pastoral keuskupan Ruteng, yakni pastoral kontekstual integral, maka festival Golo Curu tahun 2024 tetap mengembangkan pastoral pariwisata holistik yang berdimensi religi, kultural, ekonomi, ekologi dan pedagogi.
Pada tahun 2024 ini, kata Pastor Alfons, program pastoral berfokus pada ekologi integral yang menjunjung motto HPS, yakni harmoni, pedagogi dan sejahtera.
Selain itu terangnya, akan ada banyak kegiatan yang akan mendukung festival Golo Curu ini nantinya seperti pameran kuliner dan UMKM, pentas seni, kegiatan sosial karitatif, perlombaan taman pastoral yang bersih,asri dan sehat, trainning kecerdasan dan keterampilan hidup, penanaman berbagai tanaman, baik tanaman perdagangan maupun tanaman hias serta pohon-pohon bangunan.
Vikjen berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini dapat tertanam nilai-nilai spiritual, budaya ,ekonomi, ekologii dan kemanusiaan serta terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan tindakan yang selaras dengan spiritualitas, budaya dan juga menjunjung tinggi nilai ekologi, ekonomis serta kemanusiaan.
Dikatakan, festival Golo Curu ini akan berjalan lancar apabila semua pihak bersatu hati dalam semangat persaudaraan. Kasih persaudaraan itulah yang akan mendorong kita semua untuk bekerja sama dan sama-sama bekerja serta memiliki suatu komitmen demi suksesnya festival Golo Curu tahun 2024 ini ‘’Atas nama Bapak Uskup, kami ucapkan limpah terima kasih kepada Bupati Manggarai dan jajarannya serta semua pihak yang terlibat dengan caranya masing-masing, atas semua bentuk kerja sama dan dukungan demi suksesnya festival Golo Curu tahun 2024 ini,’’paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Manggarai bersama Sekda Manggarai, Vikjen Keuskupan Ruteng, para Imam serta undangan lainnya berkesempatan menanam anakan pohon secara simbolis di taman kota Ruteng.
Turut hadir dalam acara peluncuran festival ini, Para Imam, biarawan/biarawati, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh umat, pastor paroki, kepala lembaga pendidikan, serta umat paroki-paroki dalam wilayah kecamatan Langke Rembong dan sekitarnya. **