Ruteng – Pendapatan para petani yang tergabung dalam pola pertanian Sistem Managemen Pertanian Terintegrasi (Simantri) di Kabupaten Manggarai hingga bukan September 2020 dengan standar harga rata-rata telah mencapai Rp.43.837.710.000 (empat puluh tiga miliar delapan ratus tiga puluh tujuh juta tujuh ratus sepuluh ribu rupiah).
Hal tersebut diutarakan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai drh. Yoseph Mantara saat kegiatan pembagian sertifikat tanah kepada para petani Simantri di Desa Golo Watu Kecamatan Wae Ri’i Jumat 4 Desember 2020.
Selain itu Kadis Mantara menjelaskan, hingga September 2020 para petani sudah menghasilkan produksi sebanyak 4.737,77 ton.
Dikatakan Kadis Mantara, program Simantri yang telah berjalan sejak tahun 2017 ini, hingga kini telah memilik 35 kelompok serta kelompok pengembangan sebanyak 428 dan tersebar dihampir semua kecamatan di Manggarai. ” Meskipun didominasi di sebagian kecamatan yang memiliki topografi dan klimatologi yang cukup tinggi hingga sangat cocok untuk tanaman sayuran dan buah-buahan,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan, jumlah petani yang terlibat di kelompok Simantri berjumlah 1.165 orang dan kelompok pengembang hortikultura 7.261 orang sehingga total petani yang dilibatkan sebanyak 8.427 orang.
Sementara dijelaskan, jumlah total lahan yang dikelola 165 ha dan lahan yang dikelola kelompok pengembangan sebesar 244,3 ha. Jumlah total seluruh luas lahan untuk hasilkan produk pertanian hortikultura di Manggarai sebesar 409,3 ha.
Namun diakuinya kendala over produksi masih ditemui di tengah petani. Untuk mengatasi hal tersebut Ia telah menyarankan agar para petani di tiap kecamatan membentuk yang namanya Asosiasi.
Asosiasi ini ungkap Kadis Mantara berguna agar petani bisa mendiskusikan tentang kapan tanam apa, waktu tanam, jumlah yang ditanam berapa serta komoditas apa yang mau ditanam sehingga ketika menanam tidak bersamaan dengan komoditas lain dengan areal yang luas “Makanya harus berpikir tidak hanya budidaya tapi juga agribisnis, dari awal sampai akhir, dari hulu sampai hilir,” ucapnya.
“Namun petani tidak perlu khawatir bila over produksi, sebelum dipasarkan kita akan simpan dulu di ruang pendingin yang ada di belakang pasar Puni yang baru. Ini bantuan CSR Pertamina,” sambungnya.
Kadis Mantara berharap agar program Simantri terus berjalan terutama berkaitan dengan mengantisipasi pasar yang besar. Bukan hanya kebutuhan masyarakat Manggarai tapi orientasi destinasi pariwisata super premium di Labuan Bajo. “Tahun 2023 ada KTT dan Asean Summit, itu banyak tamu yang butuhkan produk-produk pangan baik sayur, buah, daging maupun telur. Manggarai dan NTT harus siap,” katanya. (ars)