Pemkab Manggarai

Mengurai Benang Kusut Bullying di SMPN 1 Wae Rii dengan SPIDERWEB APPROACH

Manggarai, 15 Juli 2023 – Kian hari, kasus perundungan atau bullying di sekolah semakin
memprihatinkan. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hingga pertengahan Juli 2023 mencatat 1.150 kasus bullying di Indonesia. Ironisnya, 95,4 persen korban adalah peserta didik, yang seharusnya terlindungi di lingkungan sekolah. Angka-angka ini menjadi alarm bagi banyak pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Manggarai, melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga segera mengambil langkah dengan meluncurkan SPIDERWEB APPROACH di SMPN 1 Wae Rii. Inisiatif yang dimulai sejak 2022 ini bertujuan untuk mengurai persoalan kekerasan antarsiswa yang kerap terjadi di sekolah tersebut. SPIDERWEB APPROACH hadir sebagai sebuah metode analisis yang mengawasi dan memetakan kelompok pergaulan siswa, mengidentifikasi potensi intimidasi sejak dini. Pendekatan ini sejalan dengan kebijakan nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang mengutamakan pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah.
Sebelum dan Sesudah SPIDERWEB
Situasi di SMPN 1 Wae Rii sebelum adanya inovasi ini cukup mengkhawatirkan. Perundungan dan
tawuran antarsiswa seolah menjadi pemandangan sehari-hari. Namun, semuanya berubah sejak
SPIDERWEB APPROACH diterapkan. Guru-guru tidak lagi hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pengamat dan mediator yang aktif dalam mencegah kekerasan.
Tahapan penerapannya dimulai dengan pelaporan kasus oleh korban atau saksi kepada guru. Data
dikumpulkan, pelaku dan korban diidentifikasi, dan strategi penanganan dibahas dalam rapat guru.
Selanjutnya tahapan implementasi meliputi pemberian edukasi kepada semua pihak yang terlibat, dan kelompok pergaulan siswa dipantau secara rutin. Keunggulan metode ini terletak pada kemampuan untuk menghentikan kekerasan dari akarnya. Guru tidak hanya terbatas pada upaya peningkatan kompetensinya dalam menangani kasus kekerasan, tetapi juga diberikan ruang untuk mengembangkan inovasi penerapan disiplin positif di sekolah. Layanan bimbingan konseling diperkuat dan kesadaran siswa untuk menghargai perbedaan mulai
tumbuh.
Hasilnya: Nol Persen Kekerasan
Hasil dari inovasi ini tidak main-main. Sejak SPIDERWEB APPROACH diterapkan, kasus perundungan
dan tawuran di SMPN 1 Wae Rii menurun drastis hingga nol persen. Siswa yang dulu sering terlibat
dalam kelompok pergaulan yang tidak sehat kini lebih fokus pada pelajaran dan kegiatan sekolah.
Para guru, yang sebelumnya mungkin merasa kewalahan menghadapi masalah ini, kini semakin
bersemangat untuk terus mengembangkan diri. Mereka melihat langsung dampak positif dari
pendekatan ini. Lingkungan sekolah pun berubah, menjadi tempat yang lebih aman dan nyaman bagi semua siswa.
Jalan Panjang Menuju Sekolah Ramah Anak
Kesuksesan SPIDERWEB APPROACH di SMPN 1 Wae Rii menjadi bukti bahwa perubahan nyata bisa
dicapai dengan komitmen dan kolaborasi. Namun, jalan panjang masih terbentang. Keberlanjutan
program ini membutuhkan dukungan penuh dari berbagai pihak, mulai dari masyarakat, orang tua,
hingga pemerintah.
Regulasi yang mendasari program ini juga tidak boleh dilupakan. Di antaranya adalah Peraturan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak, serta Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 1 Tahun 2023 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak. Kedua regulasi ini menjadi landasan kuat bagi SPIDERWEB APPROACH untuk terus berjalan dan berkembang.
Dengan langkah-langkah konkret seperti ini, Kabupaten Manggarai bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar ramah anak, bebas dari kekerasan, dan siap melahirkan generasi penerus yang berkualitas untuk Indonesia Emas 2045.
Penulis; Sen Rodriques

ILUSTRASI BULLYING SMPN 1 WAE RI’I

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 + nineteen =